Sinopsis Monolog “Cinta, Kopi dan Kekuasaan: Kesaksian Nyai Apun Gencay”
Di balik kejayaan kopi Cianjur yang pernah menguasai pasar dunia, tersimpan cerita kelam tentang penindasan dan pengkhianatan. Tanam paksa VOC merampas kehidupan para petani Priangan, memaksa mereka meninggalkan tradisi dan tenggelam dalam monokultur yang menghancurkan. Nyai Apun Gencay menjadi saksi bisu dari penderitaan itu, hingga cintanya pada Yudira membakar api perlawanan. Bersama, mereka menentang takdir yang dipaksakan oleh penguasa lokal yang tunduk pada penjajah, menjadikan cinta sebagai benteng terakhir melawan ketidakadilan.
Namun, cinta mereka harus dibayar mahal. Tusukan condre Yudira ke dada sang Dalem adalah simbol dari perlawanan pribadi yang sunyi namun penuh keberanian. Monolog ini menggali kisah cinta dan perjuangan di tengah gelapnya kolonialisme, mengingatkan bahwa sejarah gemilang tak selalu datang tanpa luka. Sebab, kolonialisme tak harus berwajah kompeni—kadang ia datang lewat pengkhianatan anak bangsa sendiri.